Rabu, 29 April 2015

arti title sarjana dan arti kejujuran

Arti Title Sarjana 

Arti title sarjana untuk saya adalah merupakan suatu gelar atas pencapaian dalam studi atau pencapaian dalam pembelajaran sebagai mahasiswa menjadi orang yang lebih baik dan siap dalam melakukan persaingan di dunia pekerjaan. Dengan adanya title sarjana tentu saja orang yang memiliki title tersebut akan setingkat lebih baik dari sebelumnya.
Title sarjana bagi saya tidak hanya sebagai gelar saja namun dari title tersebut dapat menunujakan sifat dan kepribadian dari diri seseorang. Bagi saya suatu title sarjana teknik indutri merupakan suatu pencapaian yang dapat menunjukan kapasitas saya sebagai seorang sarjana teknik industri. Selain itu title juga menunjukan skill yang kita punya dalam bersaing di dunia pekerjaan.

Title sarjana juga menjadi status sosial yang dapat meningkatkan derajat seseorang. Dengan memiliki title ini tentu saja orang akan berpandangan lebih dibanding dengan yang tidak memiliki title, namun dengan adanya title sarjana tentu saja kita harus mempertanggung jawabkan title tersebut dengan cara berperilaku baik, berbicara baik dan bersosialisasi dengan baik layaknya seorang ssarjana teknik industri

Arti Kejujuran

Arti kejujuran dalam hidup saya merupakan dasar dari perilaku yang sesungguhnya. Karena bagi saya kejujuran adalah suatu ucapan dari diri kita yang dapat menunjukan ataupun mencerminkan orang seperti apa diri kita sesungguhnya.
Kejujuran itu sendiri dapat menjadi suatu kerpacayaan yang dapat diberikan orang lain kepada kita dan kejujuran serta kepercayaan yang telah diberikan tentu saja harus dipertanggung jawabkan dengan suatu kejujuran. Baik kejujuran melalui lisan ataupun melalui suatu tindakan dan perilaku.
Dengan perkataan dan perilaku yang jujur tentu dapat membuat hidup lebih baik. Bersosialisasi juga akan lebih mudah karena apapun yang kita lakukan tentu akan sesuai dengan ucapan serta tidak akan ada pihak yang merasa dikecewakan atas ketidakjujuran kita.
Tentu saja kejujuran dalam hidup sangat penting. Karena bagi saya kejujuran adalah dasar dalam bersosialisasi dan hidup yang lebih baik. Baik dinilai secara individu atau bersosialisasi dengan masyarakat.

Selasa, 31 Maret 2015

ETIKA PROFESI

Tugas Etika Profesi
1.            Apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik industri?
Teknik Industri adalah ilmu yang mempelajari ilmu teknik dan ilmu manajemen. Melalui ilmu teknik, kita mempelajari bagaimana mengenai perancangan, perbaikan sistem yang kurang baik, sehingga sistem kerja yang ada dalam suatu pabrik atau perusahaan menjadi efektif dan efisien. Segi ilmu manajemen mempelajari tentang sistem dan aspek-aspek lain, seperti aspek pemasaran, keuangan, pengembangan sumber daya bahkan sampai penentuan lokasi dan penentuan tataletak suatu pabrik beserta fasilitasnya. Kepakaran teknik industri adalah bertujuan pada pemecahan masalah yang berdasarkan atas analisis yang akurat. Pemecahan masalah bisa terjadi dimana saja baik dari kehidupan sehari-hari ataupun pada suatu sistem di pabrik dan di perusahaan. Pada dasarnya masalah yang timbul ditemukan terlebih dahulu permasalahannya dan dilakukan analisis serta melakukan penarikan kesimpulan sehingga ditemukan lah solusi dalam melakukan pemecahan masalah yang dapat memberikan dampak positif, bisa berupa sistem yang lebih baik efektif dan efisien. Dengan kata lain seorang sarjana teknik industri diharapkan mampu bekerja pada semua bidang industri atau bahkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang banyak.
2.   Tuliskan karakter-karakter tidak ber-ETIKA menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari (beri 5 contoh dan analisa)?
  1. Membuang sampah sembarangan. Tindakan tidak terpuji ini adalah salah satu tindakan tidak beretika yang sering dijumpai dimasyarakat. Tidak mengenal batasan usia masih banyak orang yang melakukan tindakan tersebut. Dampak negatif dari tindakan ini adalah menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan bau yang tidak sedap. Salah satu solusi untuk mengatasi tindakan ini adalah disediakannya tempat sampah yang memadai serta adanya himbauan mengenai dampak dari tindakan tersebut.
  2. Berbicara keburukan orang lain. Tindakan  ini sering kita jumpai di masyarakat. Nama lain dari tindakan ini adalah bergunjing atau bergosip. Tindakan seperti ini tidak beretika karena tindakan ini adalah mengumbar keburukan orang lain serta tidak menghargai orang lain.
  3. Berbicara dengan bahasa yang kotor atau tidak sopan. Tindakan ini juga tidak beretika karena bisa menyinggung perasaan dari lawan bicaranya. Salah satu pencegahannya adalah pintar-pintar bergaul dengan orang lain dan lebih bisa mengendalikan diri dalam beretika berbicara.
  4. Meremehkan orang lain. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda. Tindakan ini tidak beretika karena sikap ini adalah berusaha untu menekan dan merendahkan orang lain karena orang yang merendahkan biasanya tidak ingin ada pesaing yang menyainginya sehingga agar tidak kehilangan kepopulerannya bahkan bisa melakukan segala cara untuk menghilangkan para pesaingnya.
  5. Tawuran. Tindakan ini juga tindakan yang tidak beretika dikarenakan saling melukai satu sama lain hanya didasari oleh menentukan siapa yang terkuat dan yang lemah.


3. Tuliskan aktivitas tidak ber-ETIKA professional dalam bekerja (beri 5 contoh dan analisa)?
  1. Terlambat masuk kerja. Tindakan ini tidak beretika karena meremehkan kedisiplinan dalam bekerja. Pada saat sudah dalam dunia pekerjaan profesionalitas dan tanggung jawab harus ditingkatkan terutama dalam hal waktu.
  2.  Tidur pada saat rapat atau pada saat bekerja. Tindakan seperti tidak beretika dan tidak menghargai orang lain disekitarnya. Bahkan tindaka seperti dapat merugikan diri sendiri serta dapat membuat perilaku kita dimata orang lain tidak baik.
  3. Berkelahi antar karyawan. Hal ini bisa saja terjadi karena beberapa faktor namun apabila sampai terjadi ditempat kerja tentu saja menunjukan bahwa karyawan yang terlibat perkelahian tersebut tidak memiliki etika dan sopan santun.
  1. Membuat keputusan berdasarkan hasil pemikiran sendiri. Seharusnya keputusan diambil berdasarkan hasil musyawarah atau hasil dari diskusi dan rapat para karyawan beserta pimpinannya. Namun apabila hal ini dapat terjadi maka tentu saja tidak adanya saling menghormati diantara karyawan dan para pimpinannya.
  2. Tidak bertanggung jawab dalam pekerjaan. Hal ini perlu dilakukan karena sangatlah penting dalam pekerjaan. Apabila orang tersebut tidak dapat bertanggung jawab tentu saja tidak akan lama dalam melakukan suatu pekerjaannya. Dan orang tersebut akan dicap sebagai orang yang tidak beretika profesional.

Selasa, 20 Januari 2015

artikel kewirausahaan

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Proses kewirausahaan
proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi.Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Inovasi
Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan.
Mengubah tantangan menjadi peluang
Menciptakan permintaan melalui penemuan baru (market driven).
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dalam mengevaluasi ide, wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara:
Pengurangan resiko melalui strategi yang proaktif
Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin
Pengelolaan resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang perlu dievaluasi, yaitu:
Resiko pasar atau resiko persaingan, terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar
Resiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya
Resiko teknik, terjadi akibat kegagalan teknik
Bagaimana ide dapat menjadi peluang, ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu:
Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metoda yang lebih baik untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan
Sumber-sumber Potensial Peluang
Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Adapun langkah-langkah dalam penjaringan ide (screening) ide dapat dilakukan dengan cara Menciptakan produk baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, analisis produk dan proses produksi secara mendalam, menaksi biaya awal, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.
Menciptakan Produk Baru dan Berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus benar-benar mengenal perilaku konsumen di pasar.
Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan:
Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan
Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa Kemampuan untuk memperoleh peluang, sangat bergantung pada kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek:
Analisis demografi pasar
Analisis serta tingkah laku pesaing
Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kevakuman pesaing yang dapat dianggap dapat menciptakan peluang
Mengamati Pintu Peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya:
Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru
Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru
Dukungan keuangan
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Pintu peluang usaha baru dapat diperoleh dengan cara (Zimmerer):
Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat
Kerugian teknik harus rendah
Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
Pesaing tidak memiliki teknologi yang canggih
Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya
Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumbe-sumber untuk menghasilkan produk barunya
Memperhitungkan Resiko yang Mungkin Terjadi
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing
Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya
Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk. Sedangkan resiko finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana.
Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Komptensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman.
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
Percaya diri
Berorientasikan tugas dan hasil
Pengambil risiko
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi ke masa depan
Jujur dan tekun
Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi, ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up)
Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative)
Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity)
Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing)
Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya
Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
Menghasilkan produk atau jasa baru
Menghasilkan nilai tambah baru
Merintis usaha baru
Melakukan proses/teknik baru
Mengembangkan organisasi baru
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.
Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya
Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
Menciptakan lapangan kerja
Mengurangi pengangguran
Meningkatkan pendapatan masyarakat
Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
Meningkatkan produktivitas nasional
Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.[rujukan?]Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.[rujukan?]
Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.[rujukan?]
Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.[rujukan?]
Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil
Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan